Kata Tidak dan Jangan

YesNoPada suatu hari seorang Ibu dengan kesal mengeluh kepada seorang terapis tentang anaknya.


Ibu : Pak saya sudah tobat dengan anak saya semakin hari dia semakin nakal saja kelakuannya.

Terapis : Nakal maksudnya seperti apa Bu ?

Ibu : Anak saya sangat susah diatur pak, dia mau sesuai dengan kehendaknya saja. Pokoknya nakal pak, setiap hari bangunnya siang dan di sekolah juga suka berkelahi dengan temannya.

Terapis : Selama ini apa yang sudah Ibu lakukan terhadap anak ibu tersebut ?

Ibu : Wah sudah bosan pak setiap hari saya dan suami sudah menasehati bahkan memarahi anak tersebut tapi hasilnya nihil.

Terapis : Kalau anak Ibu senangnya bangunnya siang, biasanya nasehat apa yang sering Ibu sampaikan kepada anak Ibu ?

Ibu : Ya nasehat pak supaya dia jangan bangun siang pak karena kami percaya bahwa kalau bangun siang itu identik dengan pemalas.

Terapis : Kalau seandainya saya adalah anak Ibu kira-kira bagaimana Ibu menasehati saya supaya tidak bangun siang ?

Ibu : Andi kamu jangan bangun siang karena bangun siang itu sama dengan pemalas.

Terapi : Baik. Seberapa sering ibu berkata demikian ?

Ibu : Sudah bosan pak.

Terapis : Baik. Sekarang kalau masalah Andi suka berkelahi nasehat Ibu seperti apa terhadap dia kalau dia mau berangkat sekolah.

Ibu : Andi kamu hari ini tidak boleh berkelahi ya dengan teman kamu.

Terapis : Seberapa sering nasehat seperti itu Ibu sampaikan kepada andi ?

Ibu : Sering pak tapi tetap saja dia sering berkelahi. Saya harus bagaimana pak ? Saya sudah tobat dengan anak saya.

Kemudian dengan tenang Sang Terapis berkata kepada sang Ibu.

Terapis : Ibu pada dasarnya anak ibu bukanlah seoang yang pemalas dan suka berkelahi. Kemungkinan besar dia menjadi seperti itu karena ada ucapan kita yang keliru, apalagi anak Ibu usianya baru 5 tahun. Sekarang saya mau menasehati ibu sesuatu. Coba ibu jangan bayangkan kucing. Apa yang muncul dalam pikiran ibu ?

Ibu : Kucing.

Terapis : Sekarang Ibu tidak boleh membayangkan wajah suami ibu ya. Apa yang ibu bayangkan ?

Ibu : Wajah suami saya.

Terapis : Ibu tadi nasehat saya adalah jangan bayangkan kucing tapi malah Ibu membayangkan kucing, kemudian ketika saya minta untuk tidak membayangkan wajah suami Ibu malah Ibu membayangkan suami Ibu. Apakah Ibu tahu maksud dari nasehat saya tadi ?

Ibu : Maksudnya seperti apa Pak ?

Terapis : Pada dasarnya pikiran kita tidak mengenal kata TIDAK atau JANGAN. Setiap kali saya memberikan nasehat dengan kata TIDAK atau JANGAN malah kata tersebut hilang dalam pikiran kita. Ketika saya berkata JANGAN membayangkan kucing maka secara otomatis kata JANGAN menjadi hilang dan pikiran Ibu langsung membayangkan kucing. Demikian juga ketika saya berkata TIDAK boleh membayangkan suami ibu, kata TIDAK-nya hilang dan Ibu malah membayangkan wajah suami Ibu.

Terapis : Hal yang sama sebenarnya terjadi dengan anak Ibu. Ketika Ibu berkata JANGAN bangun siang maka yang masuk dalam pikirannya adalah bangun siang. Demikian juga TIDAK BOLEH berkelahi maka yang masuk dalam pikirannya adalah berkelahi.

Ibu : Oh iya ya pak. Bisa seperti itu ya Pak, berarti selama ini saya dong yang keliru memberikan nasehat kepada anak saya. Pantas saja semakin sering saya menasehati dia malah semakin jadi buruk hasilnya. Kalau begitu harusnya bagaimana dong pak ?

Terapis : Ya kurangilah penggunaan kata TIDAK atau JANGAN dalam memberikan nasehat karena kedua kata tersebut kurang produktif. Mengapa Ibu lebih sering menggunakan kata TIDAK atau JANGAN ? Karena ibu terlalu sering berkata apa yang Ibu tidak inginkan. Untuk mengurangi kata TIDAK dan JANGAN adalah dengan cara berkata apa yang Ibu inginkan.

Terapis : Masalah anak ibu bangunnya siang, sebenarnya apa yang Ibu inginkan dari dia ?

Ibu : Bangun lebih pagi.

Terapi : Tentang anak Ibu yang suka berkelahi, sebenarnya hal positif apa yang Ibu inginkan dari dia ?

Ibu : Dia bisa berteman dengan baik dan tentunya punya banyak teman.

Terapi : Kalau seperti itu mulai saat ini berkatalah tentang hal positif apa yang Ibu inginkan bukannya hal yang tidak Ibu inginkan.

Ibu : Jadi akan lebih baik kalau sebelum tidur saya nasehati dia supaya besok bangun lebih pagi dan sebelum berangkat sekolah saya menasehati dia supaya semakin baik dan mencintai teman-temannya.

Terapis : Persis.

-o-

Inilah kehidupan kita kadang tanpa kita sadari kita lebih benyak memikirkan dan berkata apa yang tidak kita inginkan daripada berpikir dan berkata apa yang kita inginkan.

Salam Prestasi,
Andreas Hartono
Mindset Motivator

5 thoughts on “Kata Tidak dan Jangan”

  1. Salute kak..artikel yang justru membuat saya sadar sekarang kenapa saya dulu ketika kecil cenderung untuk menjalankan larangan dari Ayah Ibu saya ketimbang menjauhinya.

  2. Terima kasih Pak Putra kita sama-sama disadarkan. Pak saya ada hadiah buat Anda sebuah Ebook Motivation Bulletin yang berisi kumpulan dari semua Motivation Bulletin yang ada dalam website ini.
    Silakan periksa di Inbox email anda.

    Salam Berbagi,
    Andreas Hartono

  3. Pak Andreas yangbaik hatinya,
    Terima kasih banyak artikel yang sangat bermanfaat ini, mohon ijin untuk saya share kepada teman-teman yang lain.
    Mudah-mudahan setelah saya pensiun ini dapat berbagi kebaikan kepada sesama.

    Saya malu dengan pak Andreas, karena waktu masih aktif bekerja dulu pernah ingin datang ke pelatihan yang diadakan di Serpong, namun karena kesibukan dikantor kesempatan yang baik itu jadi terabaikan.

    Semoga pak Andreas makin sukses.
    Wass.
    Maya

  4. Pak Andreas,.
    Terima Kasih banyak Pak buat Artikel2nya…
    heheheheheheheeheh

    ne buat pertama sekali membacanya, sangat menarik n mudah memahaminya…

    Sangat memberi pengaruh positif dikehidupanku,.

    Sukses Selalu.

    GBU.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *